Disclaimer : Axis Powers Hetalia dan seluruh karakternya punya Bang Hidekaz Himaruya, jadi elo-elo pade jangan berani mengklaim salah satu (atau beberapa) dari karakter Hetalia sebagai punyamu, kalau berani, anda sekalian bisa kena undang-undang hak cipta, lo…
Warning : (mungkin, dan terutama England) OOC, gaje, sinting, don’t like don’t read, (mungkin) banyak cursing-nya…
Note : Ini fanfic pertama saya. Jadi mohon maklum kalo masih rada gaje. Saya nggak terima flame, kalau sampai berani ngirimin flame saya sumpahin Russia dan Belarus bakal ngebunuh si flamer!
-Chapter 1-
England yang sering dicela oleh banyak negara karena masakannya yang aneh, bertekad memasak sesuatu yang benar-benar beda dari masakannya yang sudah-sudah. Sampai-sampai dia bertapa ke negeri antah-berantah bersama para makhluk gaibnya dan meninggalkan Sealand sendirian di rumah. Sealand yang kegirangan karena ditinggal sendirian mengacaukan seisi rumah dan melakukan hal-hal yang dilarang oleh kakaknya, seperti mencuri seluruh pakaian dalam kakaknya (?). Dan ketika England pulang dan mendapati keadaan rumahnya yang ancur-ancuran, mendadak dia terkena serangan jantung dan harus di-opname selama sebulan di RSJ (?). Oke, ngelantur. Jelas-jelas itu nggak terjadi dan nggak mungkin terjadi. Balik ke cerita.
Suatu hari England berada di kamarnya, pusing karena masakannya masih saja tidak enak. Padahal, ia sudah melakukan banyak hal, dari bertapa ke negeri antah-berantah sampai konsultasi dengan dukun (ada ya dukun di sana?). Dia juga melakukan hal-hal yang disarankan si dukun, mulai dari mandi dengan katak-katak (terlalu menjijikkan), belajar ‘ilmu mesum’ pada France, sampai nggak minum teh selama seminggu-dua minggu (dan itu bikin dia nelangsa), sudah dia lakukan. Tapi… tetap saja, masakannya masih terasa seperti arang! Ada apa, sih, dengannya? Apa karena ia menyandang status sebagai gentleman? Apa itu karena kutukan alis tebalnya? *Author ditabok England*
Stres, akhirnya England menyibukkan diri dengan membuat ramuan di laboratorium sihirnya (formal banget istilahnya!). Yah, kemampuan England dalam membuat ramuan jauh lebih baik dibandingkan kemampuan memasaknya yang ancur-ancuran. Karena stres, England tak konsentrasi dalam membuat ramuan sehingga sembrono. Kualinya dia aduk dengan kecepatan tinggi. Sampai muncrat-muncrat dan mengenai Author. Tiba-tiba, Sealand—adiknya yang bandelnya bukan main—masuk ke ruangan itu dan mengagetkan England yang sedang menuang ramuannya ke dalam tabung reaksi. Seketika itu juga, tabung reaksinya melayang dan… tumpah mengenai scone-nya yang kebetulan diletakkan oleh England di situ.
“Aaaaarrrgggghhh! Ramuanku yang berhargaaaaa! Dammit! Peter, my jerk brother, berapa kali aku harus mengingatkanmu, jangan sekali-kali masuk ke ruangan ini!!” teriak England.
“Hahaha, jerk Arthur marah,” tawa Sealand. Kesal, England balas berkata.
“Tentu saja aku marah, git! Kau sudah membuat ramuanku… ah… tumpah kena scone-ku! Damn it… bastard… sekarang keluar atau aku akan menenggelamkanmu ke dalam kuali ini!” usir England sambil menunjuk ke dalam kualinya yang cukup untuk merendam orang dewasa.
“Tidak mau! Aku masih mau bermain-main dengan ramuan jerk Arthur!” kata Sealand ngotot. Kedua alis England yang tebal (dan dengan sukses menurun kepada Sealand), nyaris bertemu ketika dia menyipitkan mata saking kesalnya. Dia meraih kue scone-nya yang ‘tercemar’ dan memasukannya ke dalam mulut Sealand dengan paksa, tak peduli kalau scone-nya bakal meracuni dan membunuh adiknya. Sealand memberontak, tangannya mencakar-cakar udara. England membekap mulut adiknya erat-erat sampai-sampai adegan ini sudah bisa dikategorikan sebagai adegan penculikan (?).
“Mmmmmpphhh! Jerk… Ar… ur… ngan… ma… an… one… mu… ke… m… ku!!” kata Sealand gaje karena mulutnya dibekep kakaknya dengan sadis.
“Ayo telan, telan, telan…” kata England, mengeluarkan aura hitam yang mirip sekali dengan Russia, seperti saat dia memperebutkan America bersama France.
“Mmmmpppphh… uh, uh, jerk Arthur…” kata Sealand megap-megap kayak ikan yang dikeluarkan dari akuarium, sesaat setelah dia berhasil menelan ‘racun’ dari kakaknya itu.
“Hohoho, my jerk brother, gimana rasanya scone-ku?” kata England menyeringai, seringainya selebar Benua Asia.
“Jerk, kau… kau kerasukan apa, sih?” kata Sealand sambil menyeka mulutnya.
“Hah? Apa kau bilang, git?” mendadak aura hitam keluar lagi dari personifikasi England (dan United Kingdom) itu.
“Eh, eh, kakak… bukan itu maksudku…” kata Sealand gelagapan, mendadak jadi OOC. Seketika, wajah England berubah. JREEEENG! Jaraaaaaannnngggg banget yang namanya Sealand, memanggilnya dengan sebutan KAKAK! Wah, ini… ini berita besar! Untunglah, tak ada Japan di dekatnya. Kalau iya, pasti si otaku itu sudah memotret dan merekam adegan langka itu dan memasukannya ke blog (eh, ini mah Prussia, ya!). Oke, seenggaknya hanya England dan Sealand sendiri yang tahu kalau Sealand sudah memanggil England dengan sebutan kakak!
“Oh…” suara England melunak saking terkejutnya. “Lalu, apa?” tanyanya.
“Ng… jerk Arthur, sebenarnya aku malas dan nggak mau mengakui ini, tapi… umm… ng…” kata Sealand ragu-ragu. Raut wajahnya kelihatan tak percaya dengan semua yang barusan ia alami.
“Apaan, sih, git?!” desak England penasaran.
“Jerk Arthur… ngngng… mmm… kok, masakanmu… ngggg… enak banget, sih…?” JREEEENNNGG! Dan selanjutnya, silakan bayangkan England tersipu-sipu dan blushing. Atau, bayangkan England secara ajaib berubah menjadi Britannia Angel dan terbang mengelilingi dunia, saking senangnya. Oke, Author udah ngelantur. Balik ke cerita. Dan mari kita lihat (maksudnya baca) reaksi England yang sesungguhnya.
“What the… bloody hell… kau, kau, kau… kau serius, Pete?!” teriak England tak percaya sambil mencengkeram bahu adiknya yang bandel itu. Sealand terlihat blushing saking kagetnya.
“Dua rius, bahkan tiga rius, jerk. Untuk apa, sih, aku bohong padamu?” kata Sealand sambil memalingkan wajahnya, tak peduli.
“Ah…” tangan—bukan, seluruh tubuh England bergetar hebat saking shock-nya. Perlahan, ia meraih ‘scone tercemar’-nya dan memasukannya ke mulut.
“Oh, Tuhan… why the hell…” bisiknya pelan, tak percaya. Sungguh, author tidak bohong, readers! Masakan England sekarang, rasanya enak banget! Rasanya, masakannya sekarang bisa disejajarkan dengan masakan si mesum France itu! Pokoknya, rasanya maknyus banget, deh…
“Oh, ya… kau nggak bohong, kok, Pete…” kata England dengan tatapan kosong. England dan Sealand memakan scone-scone itu lagi dan lagi. Sampai licin tandas, habis tak bersisa.
“Ah, sepertinya, aku harus membuat ini lagi…” desah England perlahan sambil menuju ke dapur untuk membuat scone lagi.
~tbc (to be continued)…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar