Jadi
gini, kami yang UKA kan lombanya hari Jumat. Nah, hari Sabtu, giliran
teman-teman OSN yang lomba di Alpus. OSN-nya terdiri dari Matematika, Fisika,
Biologi, dan IPS. Matematika ngirim 7 orang—Fia, Lulu, Kirana, Naufal Afif,
Ainun, Miko, sama... ah, aku lupa. Biologi ngirim 3: Hida, Aji, Arif. Fisika
juga 3 orang: Adel, Sheila, Nabila. IPS 3 orang, Yumna, Nadia, Fira. Yap, yang
OSN lebih banyak daripada yang UKA.
Sabtu,
7 April 2012.
Pagi
itu, aku sudah jalan-jalan ke setiap kamar buat sekedar ngucapin “Good luck, ya!” atau “Sukses, ya!”.
Sejak malam sebelumnya, mereka sudah dikarantina—dikelompok-kelompokkan
berdasarkan mata pelajaran mereka dan nggak boleh melakukan kegiatan apapun
selain belajar. Dasar, pas isengnya lagi kumat, aku dan anak-anak UKA (well, cuma Ave sih sebenernya) pengen
banget gangguin anak-anak OSN. Tapi melihat wajah stres mereka... em, nggak
jadi deh. Akhirnya, aku dan anak-anak Bahasa Inggris malah bikin semacam
manajemen foto dan bikin photoshoot. Tentang
photoshoot ini, bakal aku ceritain di
postingan selanjutnya.
Oke,
balik ke Sabtu pagi. Semua anak OSN, waktu aku samperin ke kamar mereka, semua
menampilkan ekspresi yang sama. Stres, nervous,
takut. Tapi begitu sarapan... walah. Rata-rata kembali ke mode awal: banci
kamera. -__-
Setelah
sarapan, aku dan yang lain keluar penginapan buat mengantarkan anak-anak OSN.
Nggak nganterin ke Alpus sih, cuma nganterin sampai halaman depan penginapan
aja. Dan Hafidh malah foto-foto di luar.
Mereka
pun berangkat. May luckiness be ever in
their favor. Aku dan anak-anak UKA balik ke lantai 3. Aku dan keempat
temanku malah ngelanjutin photoshoot. Habis
itu, aku mandi, packing (yup, malam
itu kami bakal balik ke Semarang), dan kumpul di kamarnya Ayu. Biasa sih,
main-main doang. Aku, Hafidh, dan Ayu saling berusaha ngalahin high score di Angry Birds Space di
hapenya Ayu.
Setelah
Zuhur, kami nyusul ke Alpus. Awalnya kami naik ke lantai 6, terus turun ke
lantai 5, dan akhirnya naik lagi ke lantai 8—pakai tangga. Aduh, rempong abis.
Haha.
Wuah,
di lantai 8 rame beneeer. Panas! Aku ketemu Nadia. Katanya Yumna dan Fira masuk
final IPS. Alhamdulillah! Hida... waktu ketemu kami, dia langsung jumpalitan,
“Aku masuk final!” Yap, anak OSN Biologi dari 14, ketiganya maju ke final.
Kerennya lagi, ranking mereka berurutan: Aji ranking 2, Hida 3, Arif 4. Congratulations! Sedangkan Matematika,
dari 7 orang, hanya 1 yang tembus final: Fia. Adik kelasku yang suuuupeeeerrr
jenius itu. Fisika juga cuma satu yang masuk final, Adel. Itu pun mepet banget,
ranking 10. Tapi tetap deh, alhamdulillah. Aku sempat lihat soal babak
penyisihan Matematika, dan lihat sedikit saja udah bikin aku berpikir, “What the hell is this?!” HAHA.
Aku
turun ke bazaar, haus. Pengennya sih
beli Hop Hop lagi—tapi antrenya penuh, gila. Ya sudah, aku beli strawberry lemonade. Minuman ini
mendadak bikin aku inget salah satu episode Happy
Tree Friends, judulnya Eyes Cold Lemonade.
Nggak ngerti? Go google it. Errrgghhhkk.
Terus
aku masuk lagi ke kompleks sekolahnya, dan kumpul sama kontingen 14 di depan
gedung SMP 1. Aku, Ave, Sela, dan Hafidh masuk ke dalam dan photoshoot kecil-kecilan di tangganya.
Habis itu kami keluar lagi dan foto-foto biasa. Oh ya, hari itu kontingen SD 14
juga ke Alpus, lomba juga. Aku cuma ketemu beberapa guru, huhu. Setahuku kalau
SD itu biasanya kumpul di aula dekat SMP, jadilah kami ke sana. Ternyata nggak
ada. Ya sudah.
Rombongan
14 kembali ke bus sambil menunggu teman-teman yang lagi berlomba di final.
Kameraku dipinjem sama para banci kamera. Biasaa, cuma buat foto narsis doang.
Dasar -___- aku nelangsa banget di bis, desperate
waktu lihat pemandangan bagus, pengen motret, dan kemudian aku baru sadar
kalau kameraku lagi dipakai. Bah.
Setelah
mereka yang masuk final sudah kembali ke bus, kami pun berangkat ke Bandara
Soekarno-Hatta—pulang. Aku menengok ke belakang, melihat bayangan gedung tinggi
Al-Azhar Pusat sebelum akhirnya hilang di balik gedung-gedung lain. Ah, ini...
mungkin terakhir kalinya aku ke sana. I’ll
miss ya!
Di
jalan. Aku cuma bisa bengong sambil mengamati kehidupan sore di Jakarta. Lalu
karena bosan, aku menelepon rumah. Eaaa, kangen nih ceritanya? :p Nggak sih,
mumpung lagi banyak pulsa aja, haha. Aku menelepon adikku yang super resek,
Nayya.
Mitha: “Assalamu’alaikum!”
Nayya: “Wa’alaikum salam.
Ini siapa?”
Mitha: “Lha ini siapa?”
Nayya: “Emm... pacarnya
Greyson Chance!”
Mitha: “Bener pacarnya
Greyson? Bukan si *piiip*? Atau *piiip*?”
Nayya: “Bukaaaan! Ini Kak
Mitha toh? Kamu lagi di mana?”
Mitha: “Lagi di jalan, mau
ke bandara. Mau pulang!”
Nayya: “Mama mana?”
Mitha: “Tuh, di depan.
Kenapa? Aku nggak mau nek kamu nyuruh aku manggil Mama...”
Nayya: “Halah! Eh, kamu udah
beli oleh-oleh belom?”
Mitha: “Jiaaah, nggak
sempet! Ntar aja deh, Mei!”
Nayya: “Halaaaah!”
Tuh
kan, resek. Adiknya Mitha mah, mana ada yang bener. Haha. Stupid call.
Terus,
aku nelpon Aiz. Haha, ini mah di-skip aja.
Maaf ya Iz ._.
Kami
sampai bandara mepet-mepet Maghrib. Beberapa dari kami masukin barang ke
bagasi. Sambil nunggu tiketnya diambil, kami foto-foto. Banci kamera mode: on.
Kontingen 14! |
Tiketnya
sudah dataaaang! Aku duduk di baris... bentar. 19D kalau nggak salah. Bareng
Kirana sama Hafidh. Yay! Kami masuk ke boarding
lounge, nunggu keberangkatan. Entah kenapa, penerbangannya dipercepat—harusnya
jam 19:50, malah jadi jam 18:50. Aku dan Fia ke mushola dulu, terus shalat dan
makan. Makannya KFC. Udah gitu, kan kami dapet garam dan merica sachet di tiap box. Sama Mama Ani disuruh ngumpulin.
Eh, ternyata dibawa pulang sama Mama. Demiiii....
Habis
makan, tiba-tiba ada pengumuman kalau pesawat kami akan segera berangkat. Aku
dan semuanya langsung beberes dan lari ke gate
6. Aaaah, akhirnya sampai juga di pesawat. FYI, kami naik pesawat Lion Air.
Aku,
Kirana, dan Hafidh sudah menemukan seat kami
dan duduk dengan enaknya, ketika aku baru sadar kalau kami duduk tepat di emergency door. Haduh, padahal menurut
peraturannya kan, anak di bawah umur nggak boleh duduk di sini! Jadi gimana,
dong?
Waktu
itu mas-mas pramugaranya nanya umur kami berapa. “Empat belas,” kata Hafidh.
“Oh,
nanti duduknya kami pindah ya. Soalnya nggak boleh duduk di sini,” kata
pramugaranya. Halah.
Bentar,
aku jadi mikir. Tempat duduk di pesawat itu dipilih atau bisa milih sendiri,
sih? Ada dua kemungkinan. Kalau dipilih... hm, bukannya kalau booking tiket itu biasanya ditanya
umurnya, ya? Soalnya kalau aku lihat di tiketnya, di nama kita selalu dikasih
embel-embel Mr./Mrs./Ms./Chd, kan? Kalau gitu kan sononya harusnya tahu kita
mesti duduk di mana. Misalnya gini. Kamu Miss
atau Child. Mana mungkin
petugasnya nempatin kamu di emergency
door. Ya nggak sih?
Dan
kalau bisa milih sendiri... well, no
offense. Yang beliin itu ayahnya Ayu. Dan waktu kami lihat tiketnya, semuaaaaaanyaaaaa
ditulis Mr. Nggak ada Mrs, Ms, apalagi Chd. Semua temanku protes—bahkan mamaku juga. Ayu cuma bisa bilang
dengan pasrah, “Abahku nggak peduli.” Aduh. Maaf ya Yu. Tapi... ini kan
pesawat, safety penting banget. Tapi
nggak apa-apa deh.
Aku,
Kirana, dan Hafidh akhirnya pindah. Kirana duduk bareng Adel dan Sela, Hafidh
entah sama siapa, sedangkan aku duduk bareng... Ainun dan Bu Widji. Errr. Something. Oh, dan para banci kamera
lagi-lagi pinjem kameraku cuma buat foto narsis. Jiah.
Singkat
cerita, kami take-off. Dan aku sempat
denger ada anak yang ngomong di dalam pesawat, “Selamat tinggal, Jakarta!” Aku
dan Ainun mah ketawa aja.
Di
pesawat, seingetku aku sempat ketiduran. Tapi tidurnya ya tidur-tidur ayam
gitu. Setengah sadar. Baru merem bentar, melek. Merem, melek. Gitu seterusnya.
Aku pun kadang-kadang ngobrol sama Ainun. Mau nggak mau, harus aku akui Ainun tuh
kadang asyik diajak ngobrol.
Nah,
bagian paling ngekek. Aku lagi berusaha tidur, dan tiba-tiba... Bu Widji
bangunin aku. Coba tebak Bu Widji bilang apa?
“Mit,
tolong fotoin dong.”
Dan
aku cuma bisa pasang tampang poker face, padahal
setengah mati nahan ketawa. Iya deh, manut. Aku ngambil kamera Bu Widji dan
motret beliau.
Bu
Widji: “Udah belum Mit?”
Mitha:
“Belum bu...” (matiin flash)
Bu
Widji: (beberapa detik kemudian) “Udah Mit?”
Mitha:
“Belum bu, bentaaaar...” (cekrek) “Nah, udah bu.”
Bu
Widji: “Makasih ya Mit...”
HAHAHAHA. Masih
pengen ketawa kalau inget.
Yah,
itu sekilas tentang pengalamanku di Jakarta. Semoga bermanfaat buat aku dan semua temanku ke
depannya, amin.
Next post sneak peek: Red
Orchid Photo Management! Coming soon~ :*
-K
P.S.: I wonder who will join the English Debate Competition next year.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar